Depok
tidak mengakui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Akibatnya
Wilayah yang berjarak hanya beberapa kilometer dari Jakarta di serbu
Para Pejuang Kemerdekaan.
Depok Di kepung dari seluruh Penjuru
mata angin, Depok di jarah takluk di bawah todongan senjata, orang Depok
di paksa mengibarkan Bendera Merah Putih dan Teriak Merdeka !
Yang
Membangkang kena hantam, Tak sedikit Korban Berjatuhan. Huru-Hara yang
meletus pada tanggal 11 Oktober 1945 itu di kenal dengan Peristiwa
Gedoran Depok.
Peristiwa
terjadinya Gedoran Depok, tak lepas dari sejarah awal berdirinya Depok
oleh Cornelis Chastelin ( 1657-1714 ) Saudagar VOC Generasi awal yang
memerdekakan orang Depok. sejak itu lah Cornelis Chastelin menjadi tuan
tanah, yang kemudian menjadikan Depok memiliki pemerintahan sendiri,
lepas dari pengaruh dan campur tangan dari luar.
Daerah
otonomi Chastelin ini dikenal dengan sebutan Het Gemeente Bestuur Van
Het Particuliere Land Depok dan ternyata Pemerintah Belanda di Batavia
menyetujui Pemerintahan Chastelin ini dan menjadikannya sebagai Kepala
Negara Depok yang pertama.
Akhirnya
Depok menjelma menjadi Wilayah Istimewa, Tak ubahnya Yogjakarta
sekarang ini, Jika Yogjakarta di pimpin oleh seorang Raja, Maka Depok di
pimpin oleh seorang Presiden yang di pilih melalui Pemilu 3 Tahun
sekali.
Tak ayal
jika mereka enggan bergabung dengan Republik Baru bernama Indonesia,
Mengingat mereka sudah Merdeka dan sudah punya Presiden sebelum
Proklamasi 17 Agustus 1945 yang di kumandangkan oleh Soekarno-Hatta.
Kalau kita
melihat kondisi sekarang, Bangsa Indonesia sa’at ini mirip dengan Depok
Tahun 1945-1955, Di mana sudah di nyatakan Merdeka tapi Rakyatnya belum
merasakan Kemerdekaan sepenuhnya.
http://sejarah.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar