Senin, 26 Mei 2014

Depok Tidak Mengakui Kemerdekaan Indonesia

Depok tidak mengakui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Akibatnya Wilayah yang berjarak hanya beberapa kilometer dari Jakarta di serbu Para Pejuang Kemerdekaan.
Depok Di kepung dari seluruh Penjuru mata angin, Depok di jarah takluk di bawah todongan senjata, orang Depok di paksa mengibarkan Bendera Merah Putih dan Teriak Merdeka !

Yang Membangkang kena hantam, Tak sedikit Korban Berjatuhan. Huru-Hara yang meletus pada tanggal 11 Oktober 1945 itu di kenal dengan Peristiwa Gedoran Depok.

Peristiwa terjadinya Gedoran Depok, tak lepas dari sejarah awal berdirinya Depok oleh Cornelis Chastelin ( 1657-1714 ) Saudagar VOC Generasi awal yang memerdekakan orang Depok. sejak itu lah Cornelis Chastelin menjadi tuan tanah, yang kemudian menjadikan Depok memiliki pemerintahan sendiri, lepas dari pengaruh dan campur tangan dari luar.

Daerah otonomi Chastelin ini dikenal dengan sebutan Het Gemeente Bestuur Van Het Particuliere Land Depok dan ternyata Pemerintah Belanda di Batavia menyetujui Pemerintahan Chastelin ini dan menjadikannya sebagai Kepala Negara Depok yang pertama.
Akhirnya Depok menjelma menjadi Wilayah Istimewa, Tak ubahnya Yogjakarta sekarang ini, Jika Yogjakarta di pimpin oleh seorang Raja, Maka Depok di pimpin oleh seorang Presiden yang di pilih melalui Pemilu 3 Tahun sekali.

Tak ayal jika mereka enggan bergabung dengan Republik Baru bernama Indonesia, Mengingat mereka sudah Merdeka dan sudah punya Presiden sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 yang di kumandangkan oleh Soekarno-Hatta.

Kalau kita melihat kondisi sekarang, Bangsa Indonesia sa’at ini mirip dengan Depok Tahun 1945-1955, Di mana sudah di nyatakan Merdeka tapi Rakyatnya belum merasakan Kemerdekaan sepenuhnya.

http://sejarah.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar